Kenali Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir
Kenali Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir - Tidak jarang kita jumpai orang tua yang merasa sangat cemas, karena anaknya lahir kuning. Benar-benar seperti orang yang menderita penyakit kuning ( hepatitis ).” Pada hal saat sebelum melahirkan, saya tidak menderita penyakit kuning dok, kenapa bayi saya bisa menderita sakit kuning ? “ keluh seorang ibu dengan nada cemas.
Kuning atau yang lebih dikenal dengan istilah medisnya “ ikterus “ yang terjadi pada bayi baru lahir, sebagian besar di sebabkan oleh penghancuran sel-sel darah merah yang luar biasa banyaknya. darah yang hancur ini membentuk zat warna kuning ( bilirubin indirek ) yang akan meracuni tubuh bayi tersebut. Adakalanya kadar bilirubin ini sangat tinggi dan harus diturunkan dengan obat-obatan atau pengobatan dengan sinar biru.
Jika Ibu bergolongan darah O dan bayi yang dikandungnya bergolonggan darah A, maka sebagian kecil zat dari darah A ( antigen A ) yang keberulan masuk ke dalam peredaran darah ibu, akan megakibatkan tubuh ibu membentuk zat anti A ( imun antia A ). Zat anti A yang terbentuk ini dapat sampai ke tubuh bayi lagi dan kemudian menimbulkan kerusakan ( hemolisis ) sel-sel darah merah. Itulah yang menyebabkan kuning yang luar biasa.
Hal serupa terjadi pada golongan darah rhesus ( rhesus incompatibility ). Seringkali bila ibu dengan golongan darah rhesus negatif mengandung bayi rhesus positif, akan melahirkan bayi kuning. Tetapai di Indonesia, ketidakcocokan golongan darah rhesus ini jarang terjadi, karena umumnya penduduk Indonesia mempunya golongan darah rhesus positif.
Keadaan lain yang dapat menimbulkan “ kuning “ yang hebat pada bayi baru lahir adalah karena darah merah bayi kekurangan enzim yang di perlukan untuk metabolisme sel darah merah. Misalnya yang dikenal dengan Glukose-6-Phosphate Dehydrogenase ( G-6-PD ), yaitu suatu enzim di dalam sel darah merah yang berfungsi antara lain untuk mempertahankan agar sel darah merah tidak mudah hancur. Seperti masalah ketidakcocokan golongan darah, keadaan inipun merupakan bawaan lahir bayi ( keturunan ) dari kedua orang tuanya.
Juga, kuning yang sangat sering terjadi pada bayi yang mengalami infeksi dalam kandungan.
Meskipun demikian, tidak semua bayi “ kuning “ harus mengalami transfusi tukar. Apabila terdapat kadar bilirubin antara 10-15mg%, pada umumnya dokter merawat bayi yang bersangkutan dengan menggunakan terapi sinar lampu biru. Seandainya kadar bilirubin meningkat lagi sampai diatas 15 mg%, maka dilakukan tranfusi plasma darah, atau bayi diberi zat putih telur ( albumin ). Jika kadar bilirubin mencapai 20 mg% atau lebih, barulah tindakan penggantian darah segera dilakukan.
Di dalam ruangan operasi yang steril, darah bayi perlahan di keluarkan, lalu secara bergantian di isikan darah yang sehat ke dalam tubuhnya. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan timbulnya risiko, misalnya berhentinya jantung secara tiba-tiba ( cardiac arrest ), terjadi getaran ( fibrilasi ) yang hebat pada jantung, darah tercemar dan sebagainya.
Image : beebiesrepublic.com |
Kuning atau yang lebih dikenal dengan istilah medisnya “ ikterus “ yang terjadi pada bayi baru lahir, sebagian besar di sebabkan oleh penghancuran sel-sel darah merah yang luar biasa banyaknya. darah yang hancur ini membentuk zat warna kuning ( bilirubin indirek ) yang akan meracuni tubuh bayi tersebut. Adakalanya kadar bilirubin ini sangat tinggi dan harus diturunkan dengan obat-obatan atau pengobatan dengan sinar biru.
Mengapa Bayi Bisa Kuning ?
Penyebab utama yang dapat menimbulkan proses penghancuran sel darah merah pada darah janin umumnya adalah karena ketidakcocokan golongan darah antara ibu dengan janin yang sedang dikandungnya. Hal ini dapat terjadi bila ibu memiliki golongan darah O, sedangkan janin yang dikandungnya mempunyai golongan darah A atau B. Demikian pula halnya ibu mempunyai golongan darah rhesus negatif, sementara janin rhesus positif.Jika Ibu bergolongan darah O dan bayi yang dikandungnya bergolonggan darah A, maka sebagian kecil zat dari darah A ( antigen A ) yang keberulan masuk ke dalam peredaran darah ibu, akan megakibatkan tubuh ibu membentuk zat anti A ( imun antia A ). Zat anti A yang terbentuk ini dapat sampai ke tubuh bayi lagi dan kemudian menimbulkan kerusakan ( hemolisis ) sel-sel darah merah. Itulah yang menyebabkan kuning yang luar biasa.
Hal serupa terjadi pada golongan darah rhesus ( rhesus incompatibility ). Seringkali bila ibu dengan golongan darah rhesus negatif mengandung bayi rhesus positif, akan melahirkan bayi kuning. Tetapai di Indonesia, ketidakcocokan golongan darah rhesus ini jarang terjadi, karena umumnya penduduk Indonesia mempunya golongan darah rhesus positif.
Keadaan lain yang dapat menimbulkan “ kuning “ yang hebat pada bayi baru lahir adalah karena darah merah bayi kekurangan enzim yang di perlukan untuk metabolisme sel darah merah. Misalnya yang dikenal dengan Glukose-6-Phosphate Dehydrogenase ( G-6-PD ), yaitu suatu enzim di dalam sel darah merah yang berfungsi antara lain untuk mempertahankan agar sel darah merah tidak mudah hancur. Seperti masalah ketidakcocokan golongan darah, keadaan inipun merupakan bawaan lahir bayi ( keturunan ) dari kedua orang tuanya.
Juga, kuning yang sangat sering terjadi pada bayi yang mengalami infeksi dalam kandungan.
Transfusi Tukar
Transfusi tukar darah pada bayi yang sedang mengalami kerusakan dengan donor darah. Transfusi ini bertujuan untuk membuang zat-zat yang bersifat racun dan sel-sel yang rusak, kemudian menggantikannya dengan darah yang sehat.Meskipun demikian, tidak semua bayi “ kuning “ harus mengalami transfusi tukar. Apabila terdapat kadar bilirubin antara 10-15mg%, pada umumnya dokter merawat bayi yang bersangkutan dengan menggunakan terapi sinar lampu biru. Seandainya kadar bilirubin meningkat lagi sampai diatas 15 mg%, maka dilakukan tranfusi plasma darah, atau bayi diberi zat putih telur ( albumin ). Jika kadar bilirubin mencapai 20 mg% atau lebih, barulah tindakan penggantian darah segera dilakukan.
Di dalam ruangan operasi yang steril, darah bayi perlahan di keluarkan, lalu secara bergantian di isikan darah yang sehat ke dalam tubuhnya. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan timbulnya risiko, misalnya berhentinya jantung secara tiba-tiba ( cardiac arrest ), terjadi getaran ( fibrilasi ) yang hebat pada jantung, darah tercemar dan sebagainya.
Pencegahan
- Cara terbaik untuk menghindari masalah “ kuning “ pada bayi baru lahir adalah dengan meningkatkan kewaspadaan ibu terhadap bayi yang baru di lahirkannya. Sebagian besar bayi yang baru lahir memang akan mengalami kekuningan, yang disebut “ ikterus fisiologis “. Apabila terdapat keraguan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
- Pemakaian kapur barus ( kamper ) untuk pewangi pakaian sebaiknya dihindari. Sebab kapur barus mempercepat timbulnya kuning pada bayi yang mengidap kekurangan enzim G-6-PD, yang dapat mencegah agar sel darah merah tidak mudah hancur.
- Pemeriksaan darah selama ibu hamil juga dapat memberikan petunjuk terhadap kemungkinan bayi akan mengalami ketidakcocokan golongan darah.
0 Response to "Kenali Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir"
Post a Comment