Mengenal Penyebab dan Gejala Ulkus Peptikum
Mengenal Penyebab dan Gejala Ulkus Peptikum - Ulkus peptikum adalah suatu peronggaan yang dibentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum, atau esofagus. Kondisi inis eringkali diacu sebagai ulkus gastrikum, duodenal, atau esofagus, tergantung pada letaknya. Kondisi ini disebabkan oleh erosi area yang mengelilingi membran mukosa.
Ulkus peptikum seperti lebih sering terjadi pada duodenum ketimbang pada lambung. Kondisi ini cenderung terjadi dalam bentuk tunggal tetapi mungkin saja beberapa dalam satu kesempatan. Ulkus lambung kronis biasanya terjadi pada kurvatura minor lambung, dekat pilorus. Telah dikenal dengan baik bahwa ulkus peptikum hanya terjadi pada area traktus gastrointestinal yang terpajan oleh asam hidroklorida dan pepsin. Lebih banyak pria yang terserang dibandingkan wanita, namun setelah menopause insiden diantara wanita hampir sama dengan yang terjadi pada pria.
Faktor pencetus lainnya termasuk riwayat keluarga dengan ulkus peptikum, penggunaan obat-obat anti inflamasi nonsteroid kronis ( NSAID ), penggunaan alko*hol, dan perok*ok berat. Penyakit ini berkaitan dengan infeksi bakteri seperti Helicibater pylori.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala ulkus duodenal ( paling sering ulkus peptikum ) dapat berlangsung berhari-hari, minggu, atau bulan dan bahkan menghilang dan hanya kembali timbul tanpa penyebab. Banyak individu mempunyai ulkus tanpa gejala.
Nyeri – Nyeri pekak, persisten; rasa terbakar pada mideepigastrium atau di punggung, nyeri hilang dengan makan atau minum antasida; bila lambung telah kosong dan alkali menghilang, nyeri kembali timbul. Nyeri tekan tajam setempat yang ditimbulkan dengan memberikan tekanan kuat pada epigastrium atau sedikit ke kanan garis tengah tubuh.
Pirosis ( nyeri ulu hati ) – Sensasi rasa terbakar pada esofagus atau lambung.
Muntah – jarang terjadi pada ulkus duodenum takterkomplikasi, mungkin didahului oleh mual atau bisa saja tidak; biasanya mengikuti serangan nyeri hebat; hilang dengan ejeksi kandungan asam lambung.
Konstipasi dan Perdarahan – Sebagai akibat diet dan obat, beberapa pasien yang mengalami perdarahan akibat ulkus akut tidak mempunyai keluhan pencernaan sebelumnya, tetapi mengalami gejala kemudian.
Penatalaksanaan – Saran penatalaksanaan adalah untuk mengatasi keasaman lambung meliputi Istirahat dan Reduksi Stres, Menghentikan Kebiasaan Mero*kok, Diit, dan penggunaan obat-obatan antagonis reseptor H2, preparat sitopotektif, antasida, antikolinergik, kombinasi antibiotik dengan garam bismuth.