Mengenal Fungsi Serat Di Dalam Tubuh
BLOGONASIS
– Akhir-akhir ini, media massa gencar menayangkan beragam promosi dan informasi
tentang manfaat dan keunggulan serat bagi tubuh.Hal itu bisa
berarti propaganda dari produsen makanan atau minuman berserat atau bisa juga
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat sudah semakin
tinggi.Namun, hal yang sebenarnya lebih penting dari kedua hal tersebut adalah
memberikan informasi secara benar mengenai fungsi serat di dalam tubuh.
Dahulu, serat digunakan sebagai indeks untuk menilai kualitas makanan.Semakin tinggi kandungan serat di dalam makanan, nilai gizinya dianggap semakin rendah.anggapan tersebut runtuh pada tahun 1975, ketika para pakar kesehatan Inggris jarang menjumpai kasus kanker usus kolon dan rektum serta rendahnya angka penderita penyakit jantung dan hemorroid ( wasir ) penduduk di bagian selatan Benua Afrika yang menu makanannya kaya akan serat.
Pada dasawarsa terakhir ini, para ahli klinis, ahli nutrisi, dan ahli teknologi pangan sepakat bahwa serat merupakan komponen yang sangat dianjurkan dalam pola diet.
Tingginya perhatian dunia kesehatan terhadap serat pangan ( dietary fiber ) disebabkan oleh banyaknya penyakit yang muncul akibat rendahnya komsumsi serat, terutama di negara-negara maju.Penyakit ini dikenal sebagai disease of western civilization atau penyakit peradaban barat.
Yang termasuk kelompok penyakit ini antara lain : diabetes mellitus, obesitas, radang usus buntu, kanker, stroke, dan penyakit pembuluh darah.Meskipun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, cukup bukti bahwa berbagai serat dapat membantu mencegah atau mengatasi penyakit seperti, sembelit, gangguan usus, kegemukan, dan penyakit jantung.
Serat merupakan nutrisi non-gizi yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan manusia sehingga serat tidak menghasilkan energi dan gizi.Meskipun tidak memiliki nilai gizi, kehadiran serat di dalam makanan sangat diperlukan.dengan adanya serat di dalam makanan, pembuangan air besar menjadi teratur karena kotoran menjadi lebih lunak dan volumenya lebih besar sehingga dapat meninggalkan saluran pencernaan dengan lancar.
Serat makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Serat yang Tidak Larut Dalam Air
Serat yang Tidak Larut Dalam Air yang tidak larut dalam air antara lain selulosa, hemiselulosa, dan lignin.Serat ini terdapat dalam gandum, biji-bijian ( serealia ), buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
Serat tersebut sebagaian besar berfungsi dibagian hilir usus.Fungsinya antara lain mempercepat gerak peristaltik, memperbesar massa kotoran, dan memperlunak kotoran sehingga mudah dikeluarkan.karena itulah sering disebut serat memperlancar buang air besar ( B.A.B )
Serat yang Larut Dalam Air
Jenis serat yang larut dalam air diantaranya pektin, gum, musilago, dan betaglukans.Umumnya, serat ini terdapat di dalam tepung beras, tepung gandum, sayuran berbentuk daun, seperti kubis dan buncis, kacang polong, umbi-umbian, wortel, bit, jeruk, apel, dan stroberi.Pektin, gum, dan betaglukans, dan beberapa jenis hemiselulosa mempunyai kemampuan tinggi menahan air dan membentuk cairan kental di dalam saluran pencernaan.hal ini dapat menunda pengosongan lambung oleh makanan dan menghambat makanan bercampur dengan enzim pencernaan sehingga mengurangi penyerapan zat makanan di dalam usus.Proses tersebut menunjukkan bahwa serat mampu menurunkan penyerapan asam amino dan asam lemak.Kedua zat tersebut diduga berpengaruh. buruk terhadap sistem pencernaan dan metabolisme tubuh.
Konsumsi serat yang berlebihan dapat menyebabkan diare dan gerak peristaltik usus tidak mapu mendorong makanan ke bagian akhir saluran pembuangan.Terlampau banyak asupan serat dapat meningkatkan pembentukan gas yang merupakan hasil fermentasi oleh bakteri, akibatnya perut sering kembung.Selain itu , serat yng berlebihan juga dapat menurunkan metabolisme atau penyerapan protein dan mineral, terutama kalsium ( Ca ), magnesium (Mg ), seng ( Ze ), tembaga ( Cu ), dan zat besi ( Fe ).
Lantas berapa banyak sebenarnya tubuh manusia memerlukan serat ?
Meskipun banyak pakar gizi merekomendasikan mengkomsumsi serat sebanyak 25-35 gram per hari, sebenarnya tidak semua orang memiliki kebutuhan serat yang sama.
Pola makan orang asia dewasa umumnya hanya 2.000 kalori sehingga kebutuhan seratnya hanya sekitar 25 mg per hari.Sementara itu, kebutuhan serat orang Eropa atau Amerika yang pola makannya lebih dari 2.500 kalori adalah 35 gram per hari.Beberapa pakar gizi di Amerika menyarankan agar anak-anak mengkomsumsi serat sekitar 5 gram per hari karena kebutuhan energi mereka berbeda dengan orang dewasa.
Pengaruh komsumsi serat makanan terhadap penyakit degeneratif banyak ditemukan dari penelitian terhadap perbandingan antara orang-orang vegetarian dan pemakan daging.Umumnya, risiko vegetarian menderita penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan beberapa jenis kanker, lebih rendah daripada pemakan daging.Para vegetarian juga cenderung memiliki umur lebih panjang daripada para pemakan daging.
Dahulu, serat digunakan sebagai indeks untuk menilai kualitas makanan.Semakin tinggi kandungan serat di dalam makanan, nilai gizinya dianggap semakin rendah.anggapan tersebut runtuh pada tahun 1975, ketika para pakar kesehatan Inggris jarang menjumpai kasus kanker usus kolon dan rektum serta rendahnya angka penderita penyakit jantung dan hemorroid ( wasir ) penduduk di bagian selatan Benua Afrika yang menu makanannya kaya akan serat.
Pada dasawarsa terakhir ini, para ahli klinis, ahli nutrisi, dan ahli teknologi pangan sepakat bahwa serat merupakan komponen yang sangat dianjurkan dalam pola diet.
Tingginya perhatian dunia kesehatan terhadap serat pangan ( dietary fiber ) disebabkan oleh banyaknya penyakit yang muncul akibat rendahnya komsumsi serat, terutama di negara-negara maju.Penyakit ini dikenal sebagai disease of western civilization atau penyakit peradaban barat.
Yang termasuk kelompok penyakit ini antara lain : diabetes mellitus, obesitas, radang usus buntu, kanker, stroke, dan penyakit pembuluh darah.Meskipun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, cukup bukti bahwa berbagai serat dapat membantu mencegah atau mengatasi penyakit seperti, sembelit, gangguan usus, kegemukan, dan penyakit jantung.
Serat merupakan nutrisi non-gizi yang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan manusia sehingga serat tidak menghasilkan energi dan gizi.Meskipun tidak memiliki nilai gizi, kehadiran serat di dalam makanan sangat diperlukan.dengan adanya serat di dalam makanan, pembuangan air besar menjadi teratur karena kotoran menjadi lebih lunak dan volumenya lebih besar sehingga dapat meninggalkan saluran pencernaan dengan lancar.
Serat makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Serat yang Tidak Larut Dalam Air
Serat yang Tidak Larut Dalam Air yang tidak larut dalam air antara lain selulosa, hemiselulosa, dan lignin.Serat ini terdapat dalam gandum, biji-bijian ( serealia ), buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
Serat tersebut sebagaian besar berfungsi dibagian hilir usus.Fungsinya antara lain mempercepat gerak peristaltik, memperbesar massa kotoran, dan memperlunak kotoran sehingga mudah dikeluarkan.karena itulah sering disebut serat memperlancar buang air besar ( B.A.B )
Serat yang Larut Dalam Air
Jenis serat yang larut dalam air diantaranya pektin, gum, musilago, dan betaglukans.Umumnya, serat ini terdapat di dalam tepung beras, tepung gandum, sayuran berbentuk daun, seperti kubis dan buncis, kacang polong, umbi-umbian, wortel, bit, jeruk, apel, dan stroberi.Pektin, gum, dan betaglukans, dan beberapa jenis hemiselulosa mempunyai kemampuan tinggi menahan air dan membentuk cairan kental di dalam saluran pencernaan.hal ini dapat menunda pengosongan lambung oleh makanan dan menghambat makanan bercampur dengan enzim pencernaan sehingga mengurangi penyerapan zat makanan di dalam usus.Proses tersebut menunjukkan bahwa serat mampu menurunkan penyerapan asam amino dan asam lemak.Kedua zat tersebut diduga berpengaruh. buruk terhadap sistem pencernaan dan metabolisme tubuh.
Konsumsi serat yang berlebihan dapat menyebabkan diare dan gerak peristaltik usus tidak mapu mendorong makanan ke bagian akhir saluran pembuangan.Terlampau banyak asupan serat dapat meningkatkan pembentukan gas yang merupakan hasil fermentasi oleh bakteri, akibatnya perut sering kembung.Selain itu , serat yng berlebihan juga dapat menurunkan metabolisme atau penyerapan protein dan mineral, terutama kalsium ( Ca ), magnesium (Mg ), seng ( Ze ), tembaga ( Cu ), dan zat besi ( Fe ).
Lantas berapa banyak sebenarnya tubuh manusia memerlukan serat ?
Meskipun banyak pakar gizi merekomendasikan mengkomsumsi serat sebanyak 25-35 gram per hari, sebenarnya tidak semua orang memiliki kebutuhan serat yang sama.
Pola makan orang asia dewasa umumnya hanya 2.000 kalori sehingga kebutuhan seratnya hanya sekitar 25 mg per hari.Sementara itu, kebutuhan serat orang Eropa atau Amerika yang pola makannya lebih dari 2.500 kalori adalah 35 gram per hari.Beberapa pakar gizi di Amerika menyarankan agar anak-anak mengkomsumsi serat sekitar 5 gram per hari karena kebutuhan energi mereka berbeda dengan orang dewasa.
Pengaruh komsumsi serat makanan terhadap penyakit degeneratif banyak ditemukan dari penelitian terhadap perbandingan antara orang-orang vegetarian dan pemakan daging.Umumnya, risiko vegetarian menderita penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan beberapa jenis kanker, lebih rendah daripada pemakan daging.Para vegetarian juga cenderung memiliki umur lebih panjang daripada para pemakan daging.
0 Response to "Mengenal Fungsi Serat Di Dalam Tubuh"
Post a Comment